Kelas Pilah Sampah dan Tali Temali

Kelas memilah sampah diadakan secara berkala. Rasanya tidak akan pernah usai. Selain karena kunci memahami pemilahan sampah adalah mempraktikkannya di rumah masing-masing, juga selalu ada ilmu pengetahuan baru setiap kali memilah sampah. Setiap orang yang datang untuk belajar memilah, sudah membawa sampah dari rumah masing-masing.

Ada yang membawa sekarung buku, botol air mineral, juga kaleng-kaleng biskuit. Pilah sampah kali ini diikuti oleh sekitar 20 orang yang terdiri dari anak-anak dan orang dewasa. Jajaran karung kosong ditata rapi di tengah. Peserta diminta mengidentifikasi sampahnya dan memasukkan sesuai jenis. 

Selain memilah, diajarkan juga menguasai tali temali. Tali temali sangat penting dan menjadi keahlian dasar yang harus dimiliki juga oleh perempuan. Teknik menali yang biasanya identik dengan tenaga dan kekuatan dan didominasi oleh laki-laki. Menali dengan baik tidak hanya untuk keselamatan sendiri, tapi juga keamanan orang lain ketika di jalan raya. Saat menggunakan mobil bak atau kendaraan roda tiga, teknik menali dengan simpul kapal menjadi pilihan terbaik untuk dipelajari. Setelah sampah tersusun rapi, kemudian ditali. Agar aman selama perjalanan, entah saat menjemput sampah keliling, atau membawa muatan barang.

Komentar yang spontan terlontar dari Indri, anak perempuan yang masih duduk di bangku SMK itu sederhana, “oh, ono rumus e to mba, tak kira butuh ditali tok,”. Oh, ada rumusnya ya, Mba? Aku kira hanya asal ditali.

Ya, sekitar 5 tahun yang lalu, saat kami mendirikan bank sampah, sampah jatuh dijalan rasa-rasanya sudah langganan. Hal itu berlangsung lumayan lama, karena berganti generasi pun, masih sering jatuh, hanya karena tidak tahu ilmu menali. Setelah satu orang bisa menguasai rumus tali, melahirkan pengetahuan pada kunci yang lainnya, maka di mana pun kapan pun, tidak akan khawatir membawa muatan.

Leave a Reply

Your email address will not be published.