Meriahnya #BarterYourWaste

 

 

Daur Resik turut serta memeriahkan perayaan Hari Perempuan Internasional dengan #BarterYourWaste. Pengunjung bisa datang dan menukarkan sampah terpilahnya dengan pakaian secara gratis. Acara ini digelar di Rooftop Susi yang terletak di Klaten (Minggu/13/03).

 

Pagi yang cerah dengan langit biru dan embusan angin sawah. Hamparan ladang hijau turut memanjakan mata saat panitia menyiapkan acara di pagi buta. Satu demi satu kardusan baju dikeluarkan dari basement. Dari kardus kecil, hingga yang berukuran besar. Kardus-kardus yang tertata rapi, lengkap dengan plaster yang rapat itu, berisi baju layak pakai dan sudah dikurasi.

 

Sejauh mata memandang, yang ada di Rooftop ini adalah buah pikir dari “Reuse” atau memanfaatkan kembali barang yang ada. Longsongan besi satu per satu disusun dan diikat untuk display baju. Hanger-hanger dikeluarkan untuk mulai ditata, menggantung bersama baju-baju lainnya.

 

Barter Your Waste merupakan aktivitas penukaran sampah terpilah dengan barang-barang #SampahUntukSekolah, seperti bibit sayur, bibit lele, buku, baju layak, dll.

Baju yang disediakan sangat beraneka macam. Dari anak-anak hingga orang dewasa, semua ada. Setiap pengunjung yang hadir dan ingin mengambil baju secara gratis, syaratnya adalah membawa sampah terpilah. Saat memilih, satu peserta diizinkan untuk mengambil hingga 10 baju. 

 

Ada beberapa sesi pengambilan. Tiap sesi terdiri dari 4 orang.

“Wah, Mbak. Bingung ki, milihe. Apik-apik,” Wah, Bingung Mba. Bagus-bagus (bajunya).

 

Begitu komentar beberapa anak yang naik di kloter pertama. Ya, dihadapkan dengan banyak pilihan baju, mereka memilih dengan teliti. Mana saja yang paling pantas dipakai sesuai gayanya sendiri-sendiri. Tak jarang juga saling mengomentari dan memberikan penilaian baju mana yang lebih baik untuk dipakai temannya. Dari yang asing, bisa menjadi kawan akrab, bermula dari memilih baju.

 

“Mbak, makasih banget yo Mba. penak banget, oleh baju gratis. Ora tuku,” Makasih ya Mba. Enak sekali, dapat baju gratis tanpa membeli.

 

Dari sekitar 30 orang yang datang, masih ada 10 anak-anak yang tidak mau pulang. Di tangannya sudah penuh tumpukan baju. Mereka menggelar tikar dan mulai membuat kongsi pemilihan baju. Sudah diizinkan di awal, boleh mengambil lagi, asal setelah semua orang sudah selesai. Kloter terakhir yang mereka  tunggu, ternyata tidak juga selesai. Ibu-ibu penuh pertimbangan telah menguasai Rooftop sangat lama. Tidak ada yang ingin bergegas pulang, padahal jam sudah menunjukkan suara adzan.

 

Maka kami putuskan untuk membolehkan anak-anak naik dan memilih. Niatnya sih, supaya yang dewasa merasa terintimidasi dan bergegas usai, ya. Ternyata mereka semua bersatu padu, saling memilihkan baju. Bahkan memberi rekomendasi membawakan baju untuk suaami/mbah/pakde/budhe, bahkan tetangganya yang di rumah. Sempat juga beberapa kali tetangga mereka video call, minta dibawakan oleh-oleh ‘baju baru’.

Suasana pagi hingga siang itu ramai sekali, tetap teduh dan menyenangkan. Setiap orang yang datang, saling menikmati hidangan yang sudah disiapkan tim “omah wesi”, si konsumsi yang diwakilkan Bang Mul dan Fauzan. Ada bakso bakar, sosis bakar steamboat, bolu, kue, dan rebusan sayur segar.

Dengan kegiatan ini, banyak anak yang datang untuk mendaftar les di gudang sawah. Semakin banyak yang juga yang terpapar informasi tentang kegiatan bank sampah.

 

Ditulis oleh Sidag Rurat, sebagai dokumentasi dari  Daur Resik. 

Leave a Reply

Your email address will not be published.