Asyiknya Pilah Sampah dari Rumah

Klaten-Yogyakarta, Senin (1/6) #SampahUntukSekolah melakukan siaran langsung di instagram @sampahuntuksekolah.idn bersama Merici Intan membahas tentang asyiknya memilah sampah dari rumah. Siaran yang berlangsung selama empat puluh menit sejak pukul 15.00 WIB ini diikuti oleh 26 orang dan dipandu oleh Ruri Putri Kriswanto, media campaign officer #SampahUntukSekolah.

#SampahuntukSekolah berkolaborasi dengan Merici Intan, salah satu donatur tetap di SampahUntukSekolah untuk melakukan siaran langsung membahas asyiknya memilah sampah dari rumah.

Siaran ini adalah siaran pertama setelah merayakan Hari Raya Idul Fitri atau lebaran 2020. Ruri mengawali perbincangan sore itu dengan bercerita tentang perbedaan lebaran yang ia rasakan tahun ini. Menurtunya, sampah yang diproduksi pada lebaran tahun ini jauh lebih sedikit dari lebaran di tahun sebelumnya.

“Soalnya (lebaran) tahun ini tutup pintu, makan masak sendiri cuma untuk keluarga kecil doang. Biasa silaturahmi ke sanak saudara ngasih parsel, tapi tahun ini engga,” katanya.

Merici Intan yang berdomisili di Yogyakarta, baru mengawali aktivitas pilah sampahnya sejak Januari 2020. Ia memutuskan untuk mulai memilah sampah karena resolusi yang ia buat untuk mengawali tahun 2020, berawal dari sebuah diskusi tentang penggunaan tissu yang pernah ia ikuti. Ia semakin yakin untuk memilah sampah saat melihat postingan RESIK di @daurresik.

“Awalnya aku antar di Timoho sampahnya. Ketemu daur resik. Terus yang ke dua, pas bongkar sampahnya udah banyak, aku telepon mereka untuk diambil ke rumah, soalnya aku males kalau harus nyari bank sampah” sahutnya.

Semenjak itu, kalau ada sampah plastik dicuci dulu kemudian dikeringkan untuk dipilah. Sebelumnya Mba Merici selalu mencampur semua jenis plastiknya, tapi saat ini ia sudah mulai memilah sampah plastik sesuai jenisnya.

“Perempuan tu berperan penting dalam mengolah sampah,” kata Merici.

Berawal dari hal-hal yang sangat kecil, seperti setelah membuat jus, kemudian kulit buahnya dibuang di pot bunga sebapai pupuk sampah organik, sisa konsumsi air mineral kemasan dikumpul di kardus, Perlahan keluarga dan saudaranya mulai ikut memilah sampah mereka.

“Pernah ponakanku nanya, Mbak ini sampah plastiknya dikemanain sih? Aku jelasin tuh, kalau ini dikumpulin, bisa buat beasiswa anak-anak sekolah, gitu. Kamu kan udah SMA dan konsumsi plastikmu itu kan banyak, jadi kamu penyumbang sampah plastik terbesar. Hahaha,” begitu Merici menjelaskan pada keponakannya untuk mulai sadar tentang pemilihan sampah.

Pertanyaan dari warganet juga ditujukan dalam siaran langsung itu. Instagram @KlatenAwal bertanya apakah Kak Merici juga mengajak keluarganya untuk memilah sampah? Menurut Merici, perlahan memang saudara yang tinggal di dekat rumahnya mulai bertanya kebiasaan Mercii memilah sampah. Hanya dengan melihat dan bertanya sesekali, saudara juga mulai memilah sampah mereka, sedikit demi sedikit. Merici memang tidak “keras” untuk meminta saudaranya memilah sampah, karena ia merasa ada tanggung jawab besar saat seseorang mengharuskan atau meminta dengan “keras” kepada orang lain untuk melakukan sesuatu.

Hal lain yang ia dapat sejak berkenalan dengan RESIK adalah: ia mulai tahu jenis sampah yang lebih spesifik dan bagaimana cara memilahnya. Seperti kertas yang biasa untuk nasi kotak, kita golongkan menjadi dupleks. Kemudian ada kertas kardus, kertas HVS, kertas buram, dll.

“Semenjak aku memilah sampah, sampah di rumah jadi sangat sedikit. Nyenengin banget kalau ngga ada sampah ini,” pungkasnya. []

 

 

Klik di sini untuk tahu tentang RESIK.

Instagram SampahUntukSekolah: @sampahuntuksekolah.idn

Instagram RESIK: @daurresik

artikel ini ditulis oleh #SampahUntukSekolah

Leave a Reply

Your email address will not be published.